This nice Blogger theme is compatible with various major web browsers. You can put a little personal info or a welcome message of your blog here. Go to "Edit HTML" tab to change this text.
RSS

Kamis, 22 April 2010

Pidato

ini tugas tik dan bahasa indonesia. Enjoy! xoxo

Tantangan umat muslim dalam mengahdapi globalisasi
Oleh: Stephanie Maria Djamil


Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarukatuh.
Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil a’lamin wabihi nasta’in waala umurikuliha waddin, waala alihi wasahbihi ajmain amma ba’du.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt. Yang telah memberikan nikmat iman, islam, serta nikmat-nikamat lainnya sehingga kita bias berkumpul di tempat ini. Tak lupa salawat serta salam selalu tercurah kepada nabi besar kita, nabi Muhammad saw. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang terang benderang ini.

Kepada yang terhormat, Ibu kepala sekolah, bapak ibu guru dan teman-teman yang saya cintai. Pada kesempatan kali ini, saya akan membawakan pidato dengan tema Tantangan Umat Islam Dalam menghadapi Era globalisasi.

Seperti yang kita semua tahu, Globalisasi adalah saat dimana segala sesuatu bias didapat dalam waktu singkat tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Dan tentu saja, globalisasi sendiri mempunyai hal-hal negatif dan positif. Bentuk positifnya misalnya, dalam kasus hukum. Dengan adanya globalisasi, kita bias melihat bagaimana proses hukum itu berlangsung secara transparan dan dapat diketahui secara detail tanpa ditutup-tutupi, dan kita juga merasakan bahwa dengan adanya globalisasi, kita bias menyuarakan pendapat kita tanpa harus repot-repot berdemo seperti halnya kasus Bibit dan Candra hamzah yang bebas dari penjara karena ada nya grub satu juta pendukung bibit-candra di facebook.

Itu tadi merupakan contoh positif, selain itu, contoh negatif dari globalisasi adalah, masuknya kebudayaan barat yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan Indonesia. Seperti, tinggal serumah dengan orang yang belum muhrim, memakai narkoba, minum-minuman keras, gaya hidup yang konsumtif, dan hal-hal lain yang sudah melanggar nilai dan norma. Dan mirisnya, hal itu sudah dianggap hal yang biasa oleh masyarakat kita.

Oleh sebab itu, di sinalah tantangan para umat muslim. Kita harus pintar-pintar memilah milah dan memfilter antara yang benar dan yang salah, antara yang harus diikuti dan tidak. Tidak hanya itu saja, dalam era globalisasi, tentunya system pendidikan pun diperbaharui dan mengikuti perkembangan zaman. Oleh sebab itu, kita juga harus meningkatkan kualitas dan kuantitas serta kemammpuan diri agar kita tidak hanya muslim yang mengikuti trend, tetapi juga muslim yang pintar dan cerdas.

Sekian pidato dari saya, apanila ada kata-kata yang tidak benar dan tidak berkenan dihati anda mohon maaf.
Wabillahi taufik walhidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Minggu, 21 Maret 2010

Mima's Life chapter 3 (END)

HEY GUYS, INI ENDING DARI MIMA'S LIFE DAN THANKS BUAT YANG UDAH BACA!! I LOVE YOU :)))


MimA'S LIFE


last :“jadi, izinkan aku mengingatnya, merasakan sakitnya, untuk yang terakhir kalinya…” lalu aku memejamkan mataku, menerawang ke masa lalu…


saat ia menyatakan cintanya padaku.

Hari itu panas, bulan juli yang terik dan lembab juga. Aku tidak menyukai ini. Aku lebih menyukai hujan, entah kenapa.
Aku sedang berjalan menuju kelas, ini tahun ke 3-ku di SMA ini. Tapi tiba-tiba, aku melihatnya sedang di kelilingi temannya. Jujur, aku menyukainya sejak kami baru pertama kali bertemu, ia yang menolongku agar aku tidak di hukum oleh senior-senior kami. Gara-garanya aku tidak membawa barang yang sudah di wajibkan untuk peserta MOS. Akhirnya, dengan berbaik hati ia meminjamkan barangnya kepadaku dan menerima hukuman dari senior. Sayangnya aku tidak bisa memberitahukan perasaanku padanya.
“halo,” aku kaget, tiba-tiba ia di depanku.
“hai,” ucapku kaku. Lidahku kelu di depannya.
“kamu sedang melamun apa?” tanyanya ingin tahu. “ Aku tadi melihat kamu dari dalam kelas,” ia mengakuinya malu-malu. Membuat pipiku merah.
Aku harus menjawab apa? ‘oh, aku sedang melamun tentangmu’ atau ‘aku sedang memikirkan waktu pertama kali aku menyukai dirimu’ itu tidak mungkin! Jantungku benar-benar tidak bisa kompromi di saat-saat seperti ini. Debarannya begitu keras.
Ia memecah kebisuan. “kamu marah ya?”
Tidak! Aku hanya tidak bisa berbicara di depanmu. Oh! “tidak, kenapa kamu berbicara seperti itu?” aku bertanya pertanyaan yang bodoh!
Page 9 of 14
“aku hanya… takut kalau-kalau kamu merasa terganggu” ia menunduk.
Aku tersenyum. “tentu tidak, aku senang berbicara denganmu,”
Ia menatapku, tersenyum juga. Senyumnya manis sekali! “aku hanya ingin bilang, aku menyukaimu, sejak pertama aku melihatmu. Karena itulah aku menolongmu, aku menyimpan perasaanku 2 tahun ini. Aku akui, aku memang pengecut, aku tidak berani bilang yang sebenarnya kepadamu.” Ia tertunduk lagi, mukanya seperti tomat sekarang.
Dia barusan bilang apa? Apa ini nyata? Bukan mimpi?? Lalu aku memberanikan diriku, mengucapkan yang sesungguhnya kurasakan juga. “aku juga menyukaimu, sejak kamu menolongku. Itu hal termanis yang pernah aku terima”
Aku memberanikan tetap menatap wajahnya, wajahnya menatapku juga. Matanya berbinar, senyumnya cemerlang. Oh, benar-benar hari yang indah…

Air mataku jatuh lagi, Mia membasuhnya dengan sapu tangan miliknya, aku memberanikan diri mengingat hal yang lain lagi tentang dirinya.

Saat kami bertengkar…

“Mima, kamu mau apa?” tanyanya, ia bingung sekali dengan sikapku.
“aku mau putus,” ucapku santai, hatiku sakit saat melihatnya bersama dengan Cherry, seorang anggota cheers di depan lokernya.
Ia semakin bingung. “kenapa?”
Aku mendengus. “ kenapa? Kamu lupa kemarin, saat kamu sedang berduaan dengan si gadis cheers? Siapa namanya? Cherry?”
Ia melihatku lama, “sumpah aku baru sekali mengobrol dengannya Mima, itupun dia hanya bertanya bagaimana caranya bergabung di klub kita. Aku hanya menyukai
Page 10 of 14
kamu dan aku kira kamu tahu hal itu,dan aku kira kamu benar-benar percaya kepadaku,” kata-katanya membuatku kaget, air mataku jatuh. Merasa semuanya tidak berarti lagi. Aku tidak mempercayainya, apa artinya lagi semuanya?
Ia kelihatan kaget melihatku menangis, tangannya menyeka air mataku.
Aku menolak tangannya. “Jadi bagaimana? Aku tidak mau membuang waktuku kalau hanya seperti ini aryandi,”
Ia kelihatan kesal sekarang. Aku bisa melihat ekspresinya. “Mima, aku serius dengan mu. Mungkin kamu tidak mengetahui dan tidak menyadarinya, tapi coba buka mata kamu Mima! Apa aku melihat gadis itu seperti aku melihat kamu? Apa aku tega kalau hanya bermain-main dengan mu? Seharusnya kamu bisa berpikir Mima, dengan hati kamu!” jelasnya panjang.
Kata-katanya seperti pisau yang menusukku. Kata-katanya tepat. Aku mengela napas dalam-dalam. “Maaf,” ucapku. “Maaf atas sikap ku yang ke kanakkan, maaf atas sikapku yang membuatmu kesal,” aku memberanikan diri mencoba menatapnya.
Ia tersenyum lembut. “Aku juga minta maaf, dan asal kamu tahu, aku senang dengan sikapmu yang kekanakkan”
Dan saat itu kami tertawa lepas, selepas yang kami bisa. Membagi kebahagiaan satu sama lain…


Saat itulah kami terakhir kali bertengkar. Saat sebelum kelulusan, saat-saat sebelum aku ketahui kalau ia tidak selalu tidak apa-apa.

Hapeku berbunyi. Aku melihat jam. Angka jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi. Jadi siapa yang menelponku malam-malam begini?
Segera ku angkat telponnya, nomornya tidak ku kenali.
“Halo, ini Mima?” Tanya orang di telpon
Page 11 of 14
“Ya, ada apa? Ini siapa?” aku balik bertanya.
“Maaf Mima,” orang itu mulai menangis. “Aryandi, meninggal,”
Seketika tubuhku lemas, berita itu seperti sebuah tusukkan yang mendarat langsung di tubuhku. Meninggal? Kenapa? Kenapa ia meninggalkanku? Kenapa dia tega sekali kepadaku? Kenapa bisa? Kenapa tiba-tiba sekali? Kenapa harus sekarang? Bagaimana dengan ku? Bagaimana dengan hidupku? Bagaimana dengan janji kami? Bagaimana dengan rencana-rencana kami? Beribu pertanyaan berkecamuk di benakku, menanti jawaban yang tidak Akan mungkin bisa terjawab lagi. Aku merasa semuanya berakhir. Cinta, hidup…
Malam itu aku langsung ke rumah sakit, tempat Aryandi. Aku bertemu dengan Adik laki-lakinya, yang menelponku.
“Mima, kan?” tanyanya kepadaku.
Aku mengangguk, orang tua ku menemaniku ke rumah sakit.
“Mima, aku ingin bicara denganmu, boleh?” ia bertanya lagi. Ragu-ragu.
Aku menatap kedua orang tua-ku, mereka mengangguk.
“oke” jawabku.
Ia berjalan ke arah tempat yang sepi di rumah sakit itu, dan aku mengikutinya.
“aku Ardi, adik Aryandi. Mungkin kita belum pernah bertemu—“
Aku menyela –nya. “Kenapa dia meninggal?” air mataku tumpah.
“Dia… membunuh dirinya dengan pistol, keluarga kami memang hancur. Orang tua kami akan bercerai, saat ayah dan ibu bertengkar, ia mengambil pistol milik ayah dan membunuh dirinya sendiri,” Ardi terlihat menangis mengingat kejadian itu.
Aku menggeleng. “Tidak mungkin, Arya anak yang kuat, tidak mungkin seperti itu” aku mencoba mengelak. Ternyata aku tidak tahu apapun. Aku tidak tahu kalau keluarganya bermasalah, aku tidak tahu sama sekali kalau ia punya adik, aku tidak tahu kalau ia bisa senekat itu, aku tidak tahu kalau jiwanya masih labil, aku tidak tahu kalau
Page 12 of 14
di balik wajahnya yang kuat, ada luka yang sangat dalam di dadanya. Dan ternyata, ya, aku tidak tahu apapun tentang dirinya.
“Tapi kenapa? Kenapa dia tidak pernah cerita kepadaku?” tanyaku kepada Ardi. “Kenapa ia tidak datang kepadaku dan membagi bebannya kepadaku? Kenapa?”
Ardi menggeleng. “aku tidak tahu, dan beberapa hari sebelum kematiannya, kakakku di pergoki sedang memakai narkoba oleh ayah,” Ardi menyeka air matanya. “Aku juga tidak tahu kenapa kakak yang aku percaya sebagai pelindung ku selama ini bisa seperti itu,”
Aku terjatuh di lantai rumah sakit yang dingin. Satu lagi kenyataan yang aku tidak tahu, Aryandi pemakai narkoba. Dari mana ia bisa mendapat barang seperti itu? dari mana ia bisa bergaul dengan orang-orang seperti itu? Sepanjang yang aku tahu, ia anak yang aktif dan di kelilingi oleh teman-teman yang baik kepadanya. Dan kenapa ia tidak mengadu kepadaku tentang masalahnya? Kenapa ia malah lari ke narkoba dan membunuh dirinya sendiri? Kenapa?
Saat itu juga aku merasa pusing, dan merasa badanku sangat berat. Aku kehilangan kesadaranku, semuanya gelap…

Aku membuka mataku, Mia di sebelahku, menungguku mengucapkan sesuatu.
“Kamu tahu Mia, Aryandi memakai narkoba?” tanyaku.
Ia menggeleng. “Aku hanya tahu ia menembak kepalanya sendiri,”
“Dia memakai narkoba, dan semua itu sepertinya salahku,” ucapku sedih. Ya, itu memang salahku.
Ia mengusap bahuku lagi. “Tidak Mima, itu bukan salah kamu. Aryandi memilih jalan yang salah, dan itu bukan salah kamu,” ia mencoba menghiburku.
Page 13 of 14
Aku menghela napas dalam-dalam. “Tapi seharusnya aku peka Mima, seharusnya aku tahu semua masalahnya, seharusnya semuanya tidak perlu terjadi kalau saja aku lebih mengerti apa yang sebenarnya terjadi,”
Mia memelukku. “Kamu bukan Tuhan Mima, mungkin semuanya memang harus terjadi. Lagi pula semuanya sudah terjadi. Kita tidak akan bisa kembali ke masa-masa itu.” Mia melepas pelukannya dan menatapku. “Dan berhentilah menyalahkan dirimu untuk hal-hal yang sebenarnya bukan salahmu. Nikmati hidupmu Mima, lupakan dia.”
Aku memejamkan mataku, dan menghela napas dalam-dalam lagi lalu mengangguk. “Ya, aku akan melupakannya. Seandainya kamu datang lebih awal Mia, lebih awal membantuku melewati ini.”
Mia tersenyum menyesal. “Maaf, maafkan aku, dan aku akan menebus kesalahanku. Aku akan menemanimu lagi,”
Aku membalas senyumannya. “Terima kasih, dan ya, aku Akan melangkah ke depan. Doa’kan aku,”
Ia memelukku lagi. “Selamat datang Mima, di kehidupan yang baru.”
Aku tertawa. “Ya, kehidupan yang baru”
Kami kembali ke rumahku, aku mempersiapkan diriku untuk tersenyum di depan orang tua-ku. Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku tersenyum. Tapi yang jelas, mulai hari ini aku akan tersenyum dan membuat orang-orang di sekelilingku bangga. Karena untuk itu lah aku hidup. Karena untuk itulah aku di lahirkan.
Kami berdua bergandengan tangan menuju rumahku. Sinar mentari sore dan dinginnya udara menyambut kami, aku baru menyadari, ini hari yang sangat indah. Dan, Ya, selamat datang di kehidupan yang baru…

Oleh: Stephanie Maria Djamil
Page 14 of 14
13-03-2010



Created by Stephanie Maria djamil


NB: maaf kalo tokoh utamanya agak-agak stress dan depresi berat trus sering nangis. Hehe. Gue mau coba tokoh yang kayak gini trus gue juga mau menguji diri gue bisa atau ga ngebikin kesan kalo tokoh ini kayak orang yg bener-bener sedih n depresi. Enjoy!

Kamis, 18 Maret 2010

Mima's Life chapter 2

hey, ini chapter 2 nya!!! komen yah jgn jadi a silent reader hahaha LOL!


And we know it's never simple,
Never easy.
Never a clean break, noone here to save me.
You're the only thing I know like the back of my hand,
And I can't,
Breathe,
Without you,
But I have to,
Breathe,
Without you,
But I have to.

-breathe; taylor swift-


MiMa's Life



Aku gembira sekaligus sedih saat ini, aku merindukannya. Sangat. Aku ingin bertengkar lagi dengannya, berdebat, Aku tidak mengerti mengapa tuhan memisahkan kami, memisahkanku dari orang sebaik aryandi, yang ku yakini ia adalah jodohku yang di ciptakan tuhan untukku.
“Mima, ada yang ingin menemui kamu,” ucap ibuku, ia adalah orang yang benar-benar membantuku melewati masa-masa sulit itu, hari-hari pertama tanpanya.
“aku keluar mom,”
saat aku keluar, ada seorang yang sangat aku kenal, yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak ku jumpai.
“Mimaaaa…” ia kelihatan terkejut melihatku, kelihatan… kaget?
“Mia, apa kabar?” tanyaku mencium kedua pipinya.
Ia melihatku tak percaya. “kamu yang apa kabar Mima? Kamu…”
“apa?” tanyaku heran.
Ia tersenyum menyesal. “maaf Mima, kamu… kelihatan kacau, aku tahu Mima, semuanya. Maaf waktu itu aku nggak ada disini, aku kesini mau menebus kesalahanku Mima, karena tidak menjadi sahabat yang baik untuk kamu” nadanya menyesal, membuatku merasa bersalah juga. Bagaimana pun, aku mengerti dan terbukti setelah sekian lama aku bisa menjalaninya sendirian.
Aku menggeleng, air mataku mengalir lagi. “tidak Mia, aku ngerti banget kok, dan kamu bisa liat kan, aku masih bisa hidup sampai saat ini” aku menghela napas dalam-dalam. “dan kamu masih bisa ngeliat aku disini,”
Kali ini aku menangis sesunggukan. Aku menangis karena senang; senang akhirnya Mia bisa menemani ku lagi, senang akhirnya sahabatku ini telah kembali, tetapi sekaligus sedih; sedih karena memori yang dahulu, mau
Page 5 of 14
tidak mau kembali mengahantui ku, mau tidak mau kembali menghempaskan ku ke luka yang paling dalam, menghantuiku lagi akan dirinya yang sudah ku coba hilangkan bertahun-tahun lamanya, dan juga aku marah; marah karena setelah sekian lama Mia baru menemuiku, marah karena ia harus melihatku, sahabatnya yang selalu ceria menderita depresi yang paling mengerikan.
Mia memelukku, menenangkanku, kami menangis bersama…

Aku dan Mia sedang duduk di bawah pohon yang rindang sambil menunggu istirahat selesai. Kami memang terbiasa duduk disini, saling bercerita, bercanda, dan lain-lainnya.
“Hai,” ucap aryandi yang sedang menuju kesini. Jantungku langsung berdetak tidak karuan.
Mia berdehem-dehem. Berusaha menggoda ku. “Kamu pasti senang,” ucapnya
Aku mengangguk, Mia memberi aryandi tempat untuk duduk di sebelahku.
“Lagi apa?” Tanya aryandi kepadaku.
“Duduk,” jawabku singkat.
“Jadi yang ditanya Cuma Mima?” sindir Mia. Aku tertawa, aryandi segera memutar tubuhnya ke arah mia.
“Nggak, aku nanya ke kalian berdua kok,” ucap Aryandi mengelak, mukanya merah.
Mia tertawa. “oke, nanya ke kita berdua tapi mukanya ke Mima, oke”
Aryandi hanya bisa menggaruk-garuk kepala. “Aku emang nanya ke kalian kok,”
“Kamu udah ngerjain tugas nya?” tanyaku ke Aryandi, mengalihkan pembicaraan.
Iya mengangguk. “Makasih ya kemarin udah ngebantuin, aku payah kalau soal sastra,” ia tertawa. Tawanya membuatku tersenyum, indahnya melihat kepolosan nya.
Mia berdehem.
Page 6 of 14
Wajah aryandi langsung ke arahnya. “Mia, boleh minta tolong sesuatu?”
Wajah Mia langsung bingung. “apa?”
“mungkin agak susah, tetapi kamu harus janji,” ucap arya serius, mau tidak mau aku jadi penasaran juga.
Mia agak bimbang. “o..ke”
“tolong jaga Mima, ya? Kamu sahabatnya, orang yang benar-benar aku percaya,” wajah Aryandi sungguh-sungguh, aku bisa melihatnya. Aku menatapnya tidak percaya.
“ten… tentu” jawab Mia bingung, ia juga melihat ke arahku.
Sungguh, hari itu aku takut akan terjadi hal yang tidak mengenakkan. Kata-katanya membuatku takut. Takut akan di tinggal olehnya. Semoga tidak…

Mia mengajakku jalan-jalan, menikmati indahnya sore daerah Vancouver. Aku memang sudah dari 2 tahun yang lalu pindah kesini bersama ayah ibuku, mereka berharap aku bisa meninggalkan kenangan ku yang lama, tetapi ternyata tidak semudah itu.

“kamu tahu, Mima, aku merasa sangat bersalah kepada mu saat mendengar kabar itu, tetapi aku tidak bisa melakukan apapun. Aku sedang ujian akhir waktu di kanada,” ucapnya menyesal.

Aku tersenyum, lalu merangkulnya. “jujur, aku marah sekali Mia,” aku tertawa. “tapi aku sadar dan mengerti, untungnya seperti itu”

Ia mengangguk. “apa yang kamu kerjakan Mima? Disini?”

Aku menghela napas. Mencoba mengingat-ingat apa yang aku kerjakan sebelum Mia datang kesini. Ternyata tidak ada. Aku hanya menangis dan melakukan hal-hal yang tidak penting. Aku kuliah, tetapi aku pun tidak bisa mengingat aku telah belajar apa selama aku kuliah. Dan perasaan menyesal melandaku; aku membuat orang tuaku kecewa.

Page 7 of 14

“Mima…” mia mengusap-usap bahuku, menyadari ekspresiku yang berubah.

Aku menggeleng. “tidak apa-apa Mia, bisakah kamu membantuku?” ucapku. Aku punya ide.

“apapun.” Ucapnya sungguh-sungguh.

“bisakah kamu membantuku mengingatnya? Untuk yang terakhir kalinya dalam hidupku?” tanyaku.

Ia menatapku bingung dan tidak percaya, lalu mengangguk.

“oke, tunggu. kita duduk disana, kau hanya perlu melihatku dan membantuku mengusap air mataku kalau aku menangis. Bisa kan?” aku membawanya ke tempat duduk di sebrang kami.

ia tersenyum. “tentu Mima, apapun itu, selalu ada jalan untuk kamu, Mima.”

Aku setengah tertawa. “aku ingat, ada seorang tokoh di Novel yang mengatakan kepada orang yang di cintainya : ‘Sorry that she was so unfortunate as to have inspired this first, tragic love of mine. Sorry also for the things beyond my control--that I'd been the monster chosen by fate to end her life’” aku menghela napas, lalu memandangnya. “menyentuh bukan? Betapa kisah cinta yang di alaminya tragis dan menyakitkan sekaligus mengecewakan. Aku bisa merasakan sakitnya tokoh itu saat ia mencintai perempuan itu dan perempuan itu juga mencintainya, tetapi karena suatu keadaan, mereka tidak bisa bersama. Tetapi setelah aku merasakannya sendiri, itu lebih sakit Mia, sangat sakit.” Air mataku jatuh lagi, baik ini untuk yang terakhir kali. Aku janji.

Ia mengusap bahuku lagi. “aku tahu Mima, aku tahu. Kamu berhak bahagia, takdir berhutang itu kepadamu.” Lalu tiba-tiba ia pun ikut menangis juga.

Page 8 of 14

“jadi, izinkan aku mengingatnya, merasakan sakitnya, untuk yang terakhir kalinya…” lalu aku memejamkan mataku, menerawang ke masa lalu…



nantikan Chapter selanjutnya oke? terimakasih telah membaca :)


Rabu, 17 Maret 2010

Mima's life chapter 1

guys, ini adalah cerpen gue :))) semoga kalian suka!!! chapter satu dulu yaaaa


Mima's Life

I've lost my way can't go back anymore

Once I had everything now it's gone

Don't tell me again coz I've heard it all before

-One last chance: James Morrison-


Created by Stephanie Maria djamil

“How deep is your love to me?” aku bertanya kepadanya, menilai kesungguhannya.

“Beyond you know…”jawabnya mantap. Ada kesungguhan dimatanya. Bagaimana aku bisa tidak mempercayainya disaat seperti ini? Disaat aku melihat kesungguhan itu terpancar di matanya? Begitu serius, begitu dalam, begitu…

Aku, terbangun, terkesiap, bingung, air mataku tumpah. Mengingat kenangan ku bersamanya. Semuanya hilang. Tidak ada lagi mata itu, mata yang menatapku seakan aku orang yang paling istimewa di dunia, mata yang menatapku seakan aku adalah pusat alam semestanya. Tidak akan ada lagi semua itu, impian kami, khayalan kami, rencana-rencana kami, semuanya hilang.

Seperti biasa, aku menangis tersedu-sedu dan baru berhenti saat aku kelelahan lalu tertidur…

Page 2 of 14

“Mima, kamu mau jadi apa nanti?setelah kita lulus sma” tanyanya,

aku tersenyum. “aku mau jadi duta besar, aku mau keliling dunia”

“kalau gitu, kamu harus nikah sama aku” ia tertawa. Mendengarnya tertawa sangat menyenangkan.

Aku memutar bola mataku. “kenapa?” tanyaku heran.

“karena gak akan aku biarin kamu sama orang lain,” ucapnya serius.

Aku menggeleng, “jangan pernah menjanjikan apapun, please”

Ia bingung.

Aku mendesah, “karena aku akan menagih setiap janji yang kamu ucapkan padaku,”

Ia tersenyum, lalu merangkulku. “jangan takut, aku akan menepatinya,”

Aku memejamkan mataku, menarik napas dalam-dalam. Aku ada di tempat yang damai dalam rangkulannya…

Air mataku jatuh lagi, untuk yang ke sekian kalinya—aku tidak tahu sudah berapa kali—butiran kristal ini jatuh lagi, itu adalah kejadian beberapa bulan yang lalu, saat aku masih bisa merasakan kehadirannya dalam hari-hariku, saat semuanya belum berubah seperti ini. Saat ia belum pergi meninggalkanku, menuju panggilannya…

“Jadi kamu mau jadi musisi ar?” tanyaku

Ia mengangkat bahu. “Cuma sampingan, aku juga mau nambah skill-ku. Aku mau kuliah jurusan seni mima,”

“jadi kita akan pisah?” ucapku, tidak bisa menyembunyikan kesedihanku.

Ia menatapku lama sekali “kamu mau?”

Page 3 of 14

Aku menggigit bibirku, ia selalu begitu, selalu aku yang di beri pilihan. Kenapa harus selalu aku yang memilih? Aku ingin meneriakkan kata-kata itu kepadanya. “terserah kamu, kamu yang menjalani, ingat?” aku berusaha tersenyum, kali ini aku yang memberinya pilihan.

“oh, oke”

hah?hanya ‘oh,oke?’ tidak ada jawaban lain?!

Aku pergi meninggalkannya, aku kesal.

Ia mengejarku, “Mima, kamu kenapa?”

Aku mendengus, “aku kenapa?well, aku kesal! Aku kesal karena kamu selalu egois, selalu masa bodoh,”

“kamu mau aku bagaimana?” tanyanya bingung.

Aku mengerjap, tidak percaya mendengar kata-katanya yang barusan. “bisakah kamu berubah? Memahamiku sedikit, saja? Bersikap romantis? Tidakkah kamu menyukaiku?”

Kali ini ia yang menatapku dengan marah. Aku tahu, ia marah sekarang. “menyukaimu? Sangat! Lebih dari apa yang kamu tahu. Aku berusaha Mima, berusaha memahamimu. Tapi bersikap romantis dan gombal seperti laki-laki lain yang pernah kau temui, aku tidak bisa.” Matanya menatapku dalam-dalam.

Aku menunduk, malu kepada diriku. Aku ingin menyembunyikan wajahku saja.

“Mima, aku menyukaimu, sangat. Tetapi apakah semuanya kurang untukmu? Apakah aku tidak sesuai harapanmu? Aku sudah berusaha Mima, sekuat tenaga.” Kata-katanya lembut, ia ingin aku menyudahi pertengkaran kami.

Aku menggeleng. “tidak aryandi, kadang aku tidak bisa memahamimu, sikapmu” ucapku jujur.

Ia tersenyum. “Kalau begitu aku akan berusaha memenuhi kemauanmu,”



bersambung.... nantikan chapter selanjutnya yaaahhhh!!! :)

Minggu, 14 Maret 2010

My plan in the future

Hai…

Aduh, udah lama bgt ga nulis, ga buka blog, ga ngutak-ngatik blog, kangen deh! Haha, soalnya gue lumayan sibuk menunggu UN yg sebentar lagi, sibuk nyari sekolah, dan sibuk yg lain-lain. Wish me luck ya!!semoga lulus dgn nilai terbaik dan dpt sekolah SMA yg bagus, amiiieeen ;)

Mau membahas apa kita??? Mmm… mungkin karena sebentar lagi gue mau lulus SMP dan ke SMA, gue mau membahas tentang rencana masa depan gue, bhahaha gaya bgt!

Sebenernya gini-gini gue udah menulis rencana gue buat 10 tahun mendatang loh, yaaa, walaupun Cuma rencana kecil yg belum rapi dan belum tentu bisa jadi kenyataan. Tapi, apa salah nya menjadi optimis?? Iya kan?

Well, ini list rencana gue :

-lulus ujian nasional

-masuk SMA yg bagus

-Les bahasa inggris

-bisa ikut student ex-change program

lulus SMA:

-ngelanjutin ke universitas, UGM atau UI mungkin, tapi mungkin kalau memungkinkan biaya dan lain-lain, maunya ke luar negri hehe

-jurusan sastra inggris, prancis, social science, ahli komunikasi, atau creative writing (sygnya creative writing belum ada di Indonesia)

-kerja, jadi guru, penulis, aktifis, atau di bidang jurnalis, sosial dan tulis-menulis

-23 tahun, nikah (hahahahhaha, I wish I could find my Edward Cullen in the future ;) amien)

-punya anak umur 24-25, cukup duaaa haha

-punya usaha sendiri, butik mungkin (how come? I’m not so fashionable! Hehe)

-bangun rumah sendiri buat keluarga dan ortu

……………………….. dan lainnya, masih belum terpikirkan xp

rencana cadangan (mungkin ini agak-agak ngayal yaa… but, who knows what can happen???) :

-masuk SMK (jdnya bisa langsung buka usaha abis lulus, tapi kayaknya tidak memungkinkan :/)

-jadi murid di… ROBERT PATTINSON HIGH SCHOOL!!! Wkwkwk ngayal bgt kan sodara-sodara? Tapi, siapa tau tercapai, iya nggak? Mungkin kalo gue ga bisa kesana, nanti anak gue yg jadi murid disana, amiiienn ya allah

-pergi ke italia, ketemu daniela salvioni, yg udah baik bgt sama gue, sampe ngirimin Lucky charm buat gue. Thanks sist, dia ngebuat gue ngerasain asiknya punya kakak cewe yg ngerti kita :D

-masuk Harvard atau salah satu universitas ivy league lainnya! Hahahha, ngayal bgt juga! Tapi, semangat fan!!! Optimis! Nothing impossible in this world! doakan saya sodara-sodara

-ke korea, liburan hehehe blog ini penuh dengan khayalan tingkat tinggi!!

-masuk jurusan teknik sipil, agak tertarik juga sih…

-punya suami orang luar!! (bule maksudnya) Wkwkwk fan, fan, XP

-mau punya suami british!!! Ngedenger suaranya aja udah melting bkakkakaka

-punya toko buku sendiri yang setingkat gramedia dan gunung agung, biar gue bisa baca buku bagus tiap hari, kan gue yg punya hehe

-travelling keliling eropa dan amrik bareng suami tercinta xp maaf kalau kalau agak aneh yg punya blog ini hahaha

-jadi org terkenal, bikin biografi dan tercatat dalam sejarah (eh, yg ini agak-agak impossible sepertinya)

-nerbitin buku yg worldwide best seller dan di terjemahin kebanyak bahasa!!! Hahhaha

-menguasai banyak bahasa. Yg ini tidak terlalu sulit kayaknya hehehe

-dan masih banyak lagi…

itu tadi adalah rencana-rencana gue di masa depan. Ada yang bener-bener harus bisa gue wujudin yaitu rencana utama, dan ada juga yg bener-bener ngayal dan mungkin kalian pikir gak masuk akal. Tapi gapapa, gue bakalan buktiin ke kalian hahaha

umm… ngomong-ngomong soal org british, gue itu orang yg tergila-gila bgt sama aksen org sana, wkwkwk… knp? Karena menurut gue, mereka itu aksen nya bener-bener keren, seksi, yaaaa, gitulah pokoknya. Kalo mau tau lebih jelas dengerin aja org british lagi ngomong. Salah satunya adalah Rob Pattinson! He’s accent is so cute ;)

dan maaf ya teman-teman, kalo yang rencana cadangan gue agak-agak ngayal atau ngayal bgt malah! Hahhaha, well, bermimpi itu indah dan lebih indah lagi kalau jadi kenyataan. Jadi saya hanya bisa berdoa dan berusaha mewujudkan semuanya. Fighte!!

Xoxo

The dreamer, fany,

Xoxo

http://ebeinlove.blogspot.com

Kamis, 07 Januari 2010

im back, im back!!



Hi Guys, I’m Back!! Akhirnya, setelah vakum menulis blog untuk sementara waktu (deuuu…) gue bisa nulis blog lagi dong!!! Hehehe… Well, sebenernya liburan kemarin gue ga bener-bener berhenti nulis sih, gue masih nulis cerita, dan sebagainya. Honestly, liburan kemarin gue pingin banget menerjemahkan bukunya Emily Bronte yaitu wuthering heights, buku yang sering banget di baca bella di twilight saga. Tapi, ternyata kemampuan gue belum sampe situ, heuheu sedih, padahal gue pingin banget bisa translate great book itu. kapan-kapan aja ya guys! Dan gue mulai mencoba-coba menulis fanfic, tapi gue ga berani belum berani tepatnya memamerkan fanfic karya gue disini hahaha kenapa? Soalnya fanfic nya tentang Robert Pattinson, Chace Crawford dan gue gitudeh wkwkwkwk they are my favorite actor! bukannya narsis atau apa ya, gue itu ngerasa lebih bisa menghayati menulis cerita kalau tokoh utama nya itu gue. Jadi paling gue mau posting karya gue itu di fanfiction.net atau web-web fanfic yang lain. Just so you know, gue nulis fanfic itu tuh sambil dengerin lagu-lagu mellow supaya feel sama romantis nya dapet hahaha! Jadi, thanks banget buat mr. James Morrison, secondhand serenade, cold play dengan lagunya yang fix you, yang nyanyiin lagu IF YOU ARE NOT THE ONE sori banget gue ga tau siapa yg nyanyiin. Tapi lagunya keren! Mantap!, Whitney Houston, Dan hill, Daniel sahuleka, muse, James blunt, Daniel powter, Christian bautista, lykke ly, saybia, bryan adams my idol! Huhuhu everything I do I do it for you deh! Haha, mymp lumayan juga lagunya, maliq and the Essentials, yui, Robert Pattinson yang lagunya never think,let me sign, my bella, I’ll be your lover too dan permainan pianonya yg judulnya kiss the rain yang membuat gue semakin semangat ngerjain fanfic nya I love you muah muah hahaha, The academy is… whoa about a girl is fantastic!, Lady gaga yang paparazzi agak nyambung juga sama fanficnya soalnya, A fine Frenzy, Imogen heap lirik lagunya pas! “Why’d you have to be so cute? Is impossible to ignore you”, regina spector yang the call, Pink semua lagunya di album fun house deh! Lirik nya patah hati bangettt, dan masih banyak banget they’re a great musician for me!! And then, Instrumen-instrumen yang seudah menemani gue saat mau tidur haha, Kenny g, Dave koz “a genius”, Robert pattinson I do love kiss the rain Rob!, Everlasting Wolfgang Amadeus Mozart, Debussy, Beethoven, Vienna Philharmonic Orchestra, Johann Christoph Pachelbel, lee jung sik, dan masih banyak lagi. Lha kok gue nyebutin nama musisi kayak mau pidato ya, banyak bgt? Hahaha. Tidak apa-apa lah suka-suka gue yang punya blog. Oiya, lagu if you are not the one itu lirik nya oke banget lho… Sekian dulu ya, bye. Xoxo, fany Http://ebeinlove.blogspot.com P.S: Fanficnya udah jadi 20 halaman lebih lho, hahaha.

Brogues shoes!!!




Tahun 2009 berlalu, dan sekarang tahun 2010. dan yang pasti, yang namanya trend, gaya, dari tahun ke tahun itu berubah kan? Di tahun 2010 ini, gue pingin banget sama yang namanya BROGUES SHOES. Heuheu, setelah tahun kemarin gagal mendapat sepatu oxford shoes idaman(kasihannya diriku hahaha), gue sekarang mulai melirik Brogues shoes sebagai hot stuff 2010. Doakan yaa, teman-teman supaya gue mendapat sepatu Brogues idaman hehehe. Well, sebenernya, Brogues Shoes adalah modifikasi dari sepatu tradisional cowok-cowok skotland dan irlandia. Dan kalau di pakai, ga Cuma keliatan sweet dan lucu tapi juga keliatan keren dan kokoh. Mauuu!!!

XOXO, Fany.

P.S:

Bagi yang pingin ngasih gue oxford shoes, gue masih terima kok hahaha oxford shoes teteup ga ada jadulnya deh.

http://ebeinlove.blogspot.com