This nice Blogger theme is compatible with various major web browsers. You can put a little personal info or a welcome message of your blog here. Go to "Edit HTML" tab to change this text.
RSS

Rabu, 17 Maret 2010

Mima's life chapter 1

guys, ini adalah cerpen gue :))) semoga kalian suka!!! chapter satu dulu yaaaa


Mima's Life

I've lost my way can't go back anymore

Once I had everything now it's gone

Don't tell me again coz I've heard it all before

-One last chance: James Morrison-


Created by Stephanie Maria djamil

“How deep is your love to me?” aku bertanya kepadanya, menilai kesungguhannya.

“Beyond you know…”jawabnya mantap. Ada kesungguhan dimatanya. Bagaimana aku bisa tidak mempercayainya disaat seperti ini? Disaat aku melihat kesungguhan itu terpancar di matanya? Begitu serius, begitu dalam, begitu…

Aku, terbangun, terkesiap, bingung, air mataku tumpah. Mengingat kenangan ku bersamanya. Semuanya hilang. Tidak ada lagi mata itu, mata yang menatapku seakan aku orang yang paling istimewa di dunia, mata yang menatapku seakan aku adalah pusat alam semestanya. Tidak akan ada lagi semua itu, impian kami, khayalan kami, rencana-rencana kami, semuanya hilang.

Seperti biasa, aku menangis tersedu-sedu dan baru berhenti saat aku kelelahan lalu tertidur…

Page 2 of 14

“Mima, kamu mau jadi apa nanti?setelah kita lulus sma” tanyanya,

aku tersenyum. “aku mau jadi duta besar, aku mau keliling dunia”

“kalau gitu, kamu harus nikah sama aku” ia tertawa. Mendengarnya tertawa sangat menyenangkan.

Aku memutar bola mataku. “kenapa?” tanyaku heran.

“karena gak akan aku biarin kamu sama orang lain,” ucapnya serius.

Aku menggeleng, “jangan pernah menjanjikan apapun, please”

Ia bingung.

Aku mendesah, “karena aku akan menagih setiap janji yang kamu ucapkan padaku,”

Ia tersenyum, lalu merangkulku. “jangan takut, aku akan menepatinya,”

Aku memejamkan mataku, menarik napas dalam-dalam. Aku ada di tempat yang damai dalam rangkulannya…

Air mataku jatuh lagi, untuk yang ke sekian kalinya—aku tidak tahu sudah berapa kali—butiran kristal ini jatuh lagi, itu adalah kejadian beberapa bulan yang lalu, saat aku masih bisa merasakan kehadirannya dalam hari-hariku, saat semuanya belum berubah seperti ini. Saat ia belum pergi meninggalkanku, menuju panggilannya…

“Jadi kamu mau jadi musisi ar?” tanyaku

Ia mengangkat bahu. “Cuma sampingan, aku juga mau nambah skill-ku. Aku mau kuliah jurusan seni mima,”

“jadi kita akan pisah?” ucapku, tidak bisa menyembunyikan kesedihanku.

Ia menatapku lama sekali “kamu mau?”

Page 3 of 14

Aku menggigit bibirku, ia selalu begitu, selalu aku yang di beri pilihan. Kenapa harus selalu aku yang memilih? Aku ingin meneriakkan kata-kata itu kepadanya. “terserah kamu, kamu yang menjalani, ingat?” aku berusaha tersenyum, kali ini aku yang memberinya pilihan.

“oh, oke”

hah?hanya ‘oh,oke?’ tidak ada jawaban lain?!

Aku pergi meninggalkannya, aku kesal.

Ia mengejarku, “Mima, kamu kenapa?”

Aku mendengus, “aku kenapa?well, aku kesal! Aku kesal karena kamu selalu egois, selalu masa bodoh,”

“kamu mau aku bagaimana?” tanyanya bingung.

Aku mengerjap, tidak percaya mendengar kata-katanya yang barusan. “bisakah kamu berubah? Memahamiku sedikit, saja? Bersikap romantis? Tidakkah kamu menyukaiku?”

Kali ini ia yang menatapku dengan marah. Aku tahu, ia marah sekarang. “menyukaimu? Sangat! Lebih dari apa yang kamu tahu. Aku berusaha Mima, berusaha memahamimu. Tapi bersikap romantis dan gombal seperti laki-laki lain yang pernah kau temui, aku tidak bisa.” Matanya menatapku dalam-dalam.

Aku menunduk, malu kepada diriku. Aku ingin menyembunyikan wajahku saja.

“Mima, aku menyukaimu, sangat. Tetapi apakah semuanya kurang untukmu? Apakah aku tidak sesuai harapanmu? Aku sudah berusaha Mima, sekuat tenaga.” Kata-katanya lembut, ia ingin aku menyudahi pertengkaran kami.

Aku menggeleng. “tidak aryandi, kadang aku tidak bisa memahamimu, sikapmu” ucapku jujur.

Ia tersenyum. “Kalau begitu aku akan berusaha memenuhi kemauanmu,”



bersambung.... nantikan chapter selanjutnya yaaahhhh!!! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar